DOLAN KE MASA LALU
dulu ada kabar beredar
tentang babi ngepet yang ngepet di ha-min-tiga hajatan
orang-orang tampil sebagai pemburu dadakan
berusaha menangkap babi ngepet yang entah nyata entah khayalan
meski begitu tetap asik untuk kita perbincangkan, bukan
serupa cerita seorang tetangga yang desas-desusnya
memelihara tuyul
pantas rumahnya bagus, tokonya laris, dan punya motor lanang yang suaranya beneran nggrung-nggrung, tidak seperti knalpot tela yang diolah di bengkel Pak Tha
kami kecil yang kesemuanya lelaki
meletakkan kebahagiaan di seputaran sajian televisi
motor lanang yang nggrung-nggrung kami dapat dari menonton moto gp
rumah bagus kami petik dari sinetron kesukaan emak kami
dan toko laris di bayangan kami adalah swalayan besar serba ada
tidak seperti toko kelontong milik tetangga
yang pembelinya kebanyakan beli sekarang bayarnya lusa
alias ngutang alias ngebon dulu, ya
sebab upah belum didapat dan uang tidak punya
lantas mau bagaimana
dan suatu ketika satu dari kami kecil datang
membawa mobil remot warna abang
ya, kami lebih suka menyebut abang dari pada merah
sinetron belum bisa meracuni kami kala itu
bahasa kami adalah bahasa ibu
bahasa ibu kami adalah bahasa apa adanya
tidak kemaki dan bersahaja
pas pokoknya
oh ya, usut punya usut mobil remot adalah hadiah dari sang bapak
yang banyak merantau lupa pulang
paling-paling setahun sekali menjelang lebaran
itu pun hanya sebentar lantas buru-buru
pergi dengan dalih pekerjaan
ya, orang-orang dewasa
ya, terlebih pada yang sudah berumah tangga
sehari dalam setahun menjadi tuan di desa
esoknya kembali mandi keringat
kepala jadi kaki
kaki jadi apa hayooo
kami kecil tidak pernah kehabisan topik
selalu ada yang kami bicarakan
dan magriblah yang memutus pertemuan
sebab kami harus ngaji
berkumpul kembali dalam ruang dan waktu yang lain
dahulu musala selalu penuh
setidak-tidaknya kalau listrik tidak padam
atau hujan tidak mengguyur edan-edanan
atau tidak ada agenda bepergian
alif ba ta setiap malam kami telan lantunkan
dan aaamiiin paling lantang selalu kami bunyikan bebarengan
di akhir al-fatihah yang dilafalkan imam
jangan menanyai kami kecil tentang kekhusukkan
sebab kekhusukkan bagi kami adalah tidak pernah bertanya dan menyangsikan
esok masih adakah yang bisa dimakan
karena slogan kami berbunyi makan tidak makan
yang penting dolan
dolan
dolan
tahu-tahu pukul lima
emak kami berteriak dengan merdeka
Surakarta, 13 September 2022
/M.A.S.
Komentar
Posting Komentar