Kebun Binatang

 

“Assalamualaikum.”

“Alaikumsalam, Mbak.”

“Teman-teman yang lain ke mana?”

“Lagi sama Bu Siti, Mbak. Lagi didongengin cerita.”

“Kok Tiyu ngga ikut?”

“Tadi dengerin sebentar terus keluar nungguin Mbak. Kata Bu Siti, sekarang Mbak yang ngisi kelas sore.”

“Iyaa, mulai nanti Mbak yang ngisi kelas.”

“Kalo Bu Ijah ke mana mbak?”

“Mbak juga ngga tahu. Bu Ijah ngga bilang pergi ke mana ke Mbak.”

“Oh gitu. Oh iya, Mbak, aku ada PR tadi dikasih Bu Guru di sekolah.”

“Coba lihat PR-nya.”

“Ini, Mbak.”

“Mau ngerjain bareng-bareng atau Tiyu ngerjain dulu nanti Mbak koreksi?”

“Emmmmm... Tiyu ngerjain tapi kalo nanti ga tahu tanya Mbak, ya.”

“Boleh.”

“Nomor satu, pertanyaannya, hewan apa saja yang ada di kebun binatang, Mbak?”

“Tiyu pernah ke kebun binatang atau ngga?”

“Engga, Mbak.”

“Kalo gitu, Tiyu tahu hewan apa?”

“Kucing, Mbak. Soalnya sering lewat depan rumah sini. Teruuus, cicak. Kalo Tiyu tidur suka nungguin di atas Tiyu. Terus, kadang Tiyu liat kambing di sebelah pos kamling deket sekolah. Terus juga sapi. Tiyu liat kalo lebaran Iduladha.”

“Iyaa, bener. Terus, Tiyu tahu apa lagi?”

“Emm, tikus? Apa lagi ya?? Eh, Mbak pernah ke kebun binatang?”

“Mbak pernah, duluuuu.”

“Terus, terus, Mbak lihat hewan apa di sana?”

“Di kebun binatang Mbak lihat hewan-hewan yang jarang kita lihat di keseharian. Ada juga hewan yang bisa ditemui di keseharian tapi lebih banyak yang tempat tinggal asalnya dari hutan. Jadi, kambing, kelinci, ayam, ikan tetap ada. Tapi, hewan-hewan dari hutan, misalnya gajah, harimau, singa, itu lebih disukai orang-orang karena jarang dilihat di kehidupan sehari-hari.”

“Waah, iya. Tiyu cuma tahu dari buku-buku hewan yang disimpan Bu Siti di rumah.”

“Iyaa, coba nomor satu Tiyu isi jawabannya.”

“Oke Mbak.”

“Nomor dua, apa saja larangan yang ada di kebun binatang?”

“Mbak, Mbak. Mbak tahu, ngga?”

“Tadi Tiyu nulis hewan apa aja di nomor satu?”

“Singa, gajah, dan ikan.”

“Tiyu pernah baca, kan, di buku hewan Bu Siti kalau singa itu hewan buas?”

“Iyaa, Mbakkk.”

“Nah, artinya kalau singa binatang buas, kita ga boleh ngasih makan karena kita gaboleh terlalu dekat sama singa.”

“Ohhh, gitu. Jadi, ga boleh ngasih makan hewan ya, Mbak, kalau di kebun binatang?”

“Iyaa, Tiyuu.”

 

----

“Eh, Mbak Tuti sudah datang.”

“Eh iya, Bu. Ini lagi ngobrol sama Tiyu. Sebentar ya, Tiyu. Mbak mau ke sana sama Bu Siti.”

“Iyaa, Mbak.”

 

----

 

“Gimana, Bu, kabarnya Bu Ija pergi tapi ngga ada pamit?”   

“Iyaa, Mbak. Ibu dengar-dengar katanya keceklik utang gede.”

“Owalaah….”

“Katanya, lebih baik pergi daripada ada rentenir yang datengin panti terus. Malu dan ga enak sama anak-anak. Itu juga Ibu tahu karena dapat SMS.”

“Terus, Ibu masih berkabar atau ndak, Bu?”

“Terakhir Ibu dapat kabar kemarin, katanya dia mau berlayar ke Sulawesi. Sementara mengumpulkan uang dulu. Dia juga menghindari orang-orang tagih.”

“Ya Allah....

“Ibu juga dipesani untuk jaga Tiyu.”

“Tiba-tiba begitu, Bu?”

“Iya, kemarin Bu Ijah bilang ke Ibu ternyata Tiyu adalah anaknya yang dia titipkan di panti sewaktu bayi. Beberapa bulan kemudian Bu Ijah mendaftar kerja di sini untuk mengisi kelas. Ternyata niat dia kerja di sini sekaligus untuk melihat dan dekat dengan anak kandungnya. Ibu juga kaget, nggak nyangka. Ibu ngga ingat, ternyata wanita yang dulu datang pagi-pagi sekali waktu itu Bu Ijah.”

“Ya Allah....”

 

----

 

“Sudah, Mbak?”

“Sudah. Kamu sudah selesai ngerjain PR-nya?”

“Sudah, Mbak, tapi ngga tahu jawabannya benar atau salah. Tiyu minta koreksi Mbak, yaa.”

“Boleeh. Coba Mbak lihat.”

“Mbak, Tiyu mau bisikin sesuatu.”

“Coba, apaaa? Mbak mau tahu.”

“Kemarin, Bu Ijah janji ngajakin Tiyu ke kebun binatang tapi ngga boleh bilang-bilang sama yang lain. Tapi, Bu Ijah kok sekarang ga pernah ke sini lagi. Tiyu ngga jadi ke kebun binatang dong ya, Mbak?

“....”

 

Surakarta, 22 September 2022

Alhas

 

Komentar