Old Enough




Beberapa waktu lalu aku menamatkan sebuah reality show Jepang yang memperlihatkan bagaimana anak-anak balita—usia antara 2 sampai 4 tahun—menjalankan tugas pertama yang diberikan kepadanya oleh orang tuanya. Tugas-tugas itu sangat beragam, mengingat lingkungan keluarga, masyarakat, dan tempat sangat berbeda satu sama lain. Namun, para orang tua memiliki satu visi dan misi yang sama yakni membuat anak lebih berani dan memiliki rasa tanggung jawab. 

Tentu aku tidak akan membanding-bandingkan hal itu dengan bagaimana situasi yang terjadi di Indonesia. Toh, secara budaya juga sudah sangat berbeda. Aku hanya ingin menceritakan bagaimana situasi dan berjalannya anak-anak itu dalam menjalankan “tugas”-nya selama reality show itu berlangsung. Meskipun memang ini hanya reality show dan aku pun tidak tahu bagaimana sebenarnya kehidupan nyata di sana, tetapi cukup ada beberapa hal yang bisa didiskusikan bersama.

Pertama, soal pedestrian. Reality show itu memperlihatkan sepuluh petualangan masing-masing anak. Hampir keseluruhan episode—yang totalnya sepuluh episode itu—anak-anak dibiarkan pergi keluar rumah tanpa awasan orang tua secara langsung. Meskipun demikian, reality show tetaplah reality show. Beberapa camera man, barangkali sepuluh orang atau lebih jumlahnya, mendampingi anak-anak itu menjalankan tugas dari orang tuanya. Mereka pergi jauh dari rumah untuk melakukan suatu tugas dengan tujuan pemberhentian kira-kira minimal 3 km jauhnya. 

Menurutku, sebagai penonton, Old Enough memperlihatkan pedestrian di Jepang yang cukup luas dan aman jika anak pergi tanpa orang tua, meskipun di jalan besar sekalipun. Inilah mungkin salah satu alasan mengapa orang tua-orang tua yang ada di reality show setuju mengikutkan anaknya—yang tidak sadar jika disorot kamera itu—mengikuti reality show, terlepas dari anak-anaknya pun diawasi crew tv. Pedestrian atau yang kerap disebut trotoar ini selain menjadi ruang publik, juga sebagai bentuk pemenuhan hak bagi pejalan kaki. 

Sayangnya, tidak cuma di Indonesia, barangkali, pedestrian banyak dialihfungsikan menjadi tempat-tempat yang bukan ditujukan untuk kegiatan berjalan kaki, melainkan tempat nongkrong, jajan, jualan, jalur pintas kemacetan, parkir, dll. Pengalihan fungsi ini menjadikan para pejalan kaki harus minggir atau bahkan turun ke jalan. Kerugian ini bukan hanya berdampak untuk orang dewasa. Anak-anak pun mendapati hal itu. Anak-anak memang sebaiknya selalu berada pada pengawasan orang dewasa sebab kebanyakan anak-anak masih belum bisa berpikiran seperti orang dewasa untuk bisa mencerna apa yang akan menjadi akibat dari tindakannya. 

Pedestrian yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya membuat kemana pun perginya anak-anak harus selalu bersama dan diawasi orang dewasa. Kepercayaan orang tua terhadap jalanan, orang asing, dan peristiwa di luar rumah sangat tipis, bahkan tidak ada sama sekali. Belum lagi soal pengendara yang tidak ramah berkendara. Anak-anak  yang tinggal di negara-negara dengan keadaan demikian membuat mereka menjadi tidak bisa lepas dari orang dewasa. Akibatnya lagi, anak-anak itu menjadi selalu merasa membutuhkan orang lain di hidupnya. Sebab tidak bisa dimungkiri, bagaimana masa kecil seseorang sangatlah menentukan bagaimana pula ia dewasa nantinya.

Kedua, terkait lingkungan masyarakat sekitar rumah. Selain rumah sendiri, masyarakat lingkungan rumah sangat berpengaruh di masa tumbuh kembang anak-anak. Masyarakat yang sehat akan menjadikan anak-anak merasa jika dia hidup di dunia yang aman. 

Dalam reality show Old Enough, anak-anak yang diberi tugas membantu orang tuanya rata-rata diberikan tugas untuk mengantarkan sesuatu ke kerabatnya atau tetangganya yang dekat ataupun jauh, membeli sesuatu di warung atau pasar atau supermarket, dan tugas-tugas sederhana lainnya. Beberapa kerabat dan tetangga dalam reality show tersebut dijelaskan bahwa sebelumnya mereka telah diberi tahu terlebih dulu jika anak akan datang. Dengan skenario tersebut, para orang dewasa yang sudah diberi tahu apa yang akan dilakukan anak tersebut memberikan tanggapan yang menurutnya terbaik pada anak. Meskipun, ya meskipun, reality show tetaplah reality show. Masyarakat sekitar rumah pada reality show Old Enough memberikan pemikiran terbuka tentang pemilihan tempat tinggal bersama anak yang harus benar-benar dipikirkan dengan baik-baik. Tentu, jika tidak bersama anak, pilihan tersebut tetaplah berlaku. Sebenarnya pemilihan tempat tinggal bukan hanya tentang masyarakat yang mendiami tempat di sekitar rumah, melainkan juga bagaimana keamanan di lingkungan itu, jarak rumah ke tempat-tempat yang dibutuhkan di keseharian, juga fasilitas umum, misalnya rumah sakit, sekolah, pasar, supermarket, tempat ibadah, dan lainnya. Tidak lupa pula transportasi. Dan yang terpenting adalah kenyamanan rumah itu sendiri sebab menurutku nyaman itu yang paling mahal harganya. 

Sekian kajian spin off dari tulisan Series Netflix ini. Mari menjadi orang dewasa yang tidak menyebalkan, meski menjadi dewasa itu sendiri sudah menyebalkan.


Surakarta, 12 Juli - 13 September 2022

Alhas


Komentar