Di Perempatan Antariksa


di perempatan Antariksa

periuk menghangatkan kuah

di atas romansa masa tua

Pak dan Bu Rame meracik soto 


di sekeliling

kafe-kafe

dan warung makan indomie—yang konon lebih indonesia--merebus masa muda

di dalam lambung

yang keracunan kafein, nikotin, dan sodium 


di perempatan Antariksa

sebuah kedai tampak kerdil dan padam

tapi tungku kompor menyala lagi

mendidihkan air

memanaskan hujan 


di perempatan Antariksa

kafe-kafe menyediakan kendaraan menuju sepi

untuk menghikmati hujan—hanya—sebagai puisi.

kopi dan hujan berayun di atas angin,

dingin. 


di tungku Pak Rame

hujan bersulih kuah soto

yang melarutkan kangen

merentangkan angen-angen.


Solo, 241022

-Ishmah

Komentar