KAMPUNG HALAMAN LIMA CINTA

 



halaman pertama

seperti baru kemarin cinta

dalam segala musim mengajarkan setia

memberi yang menerima—begitupun sebaliknya

dan hari ini orang-orang sibuk

nisan kayu lapuk

pahatan nama gugur hurufnya

tanggal kematian ditelan lupa

seribu rumput tumbuh di pusara

bermekaran

selimut di musim hujan

dan laba-laba tengah memintal desa

karena pemuda telah tanpa cita-cita

dan hari seperti tidak lagi terdiri

     —berdiri

dari dua puluh empat jam


halaman kedua

jalanan dan rumah-rumah seperti saling salip berebut siapa

dari keduanya yang lebih tinggi

tetapi pada akhirnya

banjir tetap datang kembali


halaman tiga

orang-orang tua yang hafal nama

mati seperti pada umumnya

yang hidup

daun jati rontok

tanda kemarau sebentar lagi


halaman empat

anak-anak tidak lagi ingat

di mana tempat yang tepat

dan orang yang tidak lagi anak-anak

sibuk menjawab soal hulu

selalu

     dengan kaca mata hilir


halaman lima

aku tetap cinta

meski kau hampir menjadi kota


Parta, 15 November 2022

/M.A.S.


Komentar