AYAK-AYAK TALU



Ketika layar malam mulai terbentang, 
lampu blencong menyala terang, 
menerangi sudut hatimu yang remang, 
jiwa yang mulai renta menanti penghabisan, 
jatah usia yang diberikan oleh Tuhan. 

Tidak terlihat punggung sang dalang, 
hanya suara tanpa rupa, siaran radio
rekaman pementasan wayang kulit. 

Kau menantinya setiap malam, 
siaran wayang diselingi iklan obat, 
semata hiburan pengantar tidur, 
sebab televisi sudah tak lagi berfungsi, 
tak mampu menangkap sinyal di era digital. 

Ayak-ayak talu telah terdengar, 
Laras slendro pathet manyura,
gending pengantar menuju perenungan, 
bahasa musikal yang berusaha menembus dinding, 
telinga zaman yang mengeras dan gagal paham. 

Kau simak sembari memilah dan memilih, 
mana yang penting dan tidak dalam hidupmu, 
mana yang perlu dibuang dan mana yang harus dirawat, 
sebagai bekal menempuh perjalanan panjang, 
sebab waktu terasa semakin memburu. 
Malam ini, lakon apa yang kau tunggu, buk?

*Sejumlah Kucing Buat Ibuk 
160323
/Gus Writer

Komentar