JALAN, PINTU, KENDARAAN


Setiap perjalanan memerlukan proses kehati-hatian. Hati-hati di dalam memilah dan memilih. Hati-hati di dalam pelaksanaan. Kiranya, semua yang aku dan kau lakukan adalah jalan dalam menuju sesuatu yang kita sebut sebagai tujuan. Jalan terjal, jalan mulus, jalan tembus, dan jalan-jalan lainnya adalah jalan yang semoga, mengantarkan kita pada tujuan yang sejati. Kita semua sama mencari.

Setiap yang kita lakukan dan kerjakan barangkali adalah pintu. Batas antara luar dengan dalam. Batas yang tidak henti-hentinya menyadarkan untuk senantiasa awas dan bijak. Memilah dan memilih pintu mana yang akan kita buka. Pintu yang mengantarkan kita untuk memasuki ruang-ruang pertumbuhan. Ruang-ruang yang semoga dapat menempa kita untuk menjadi pribadi yang tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.

Segala yang kita sebut sebagai rutinitas, pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan baik yang mendadak maupun terencana adalah sekadar kendaraan. Media atau alat yang kita pergunakan di dalam menempuh perjalanan menuju titik lokasi di mana kita benar-benar berhenti. Maka apakah kita sudah benar-benar mengendarai kendaraan dengan penuh kesungguhan. Apakah kita sudah mengarahkan kendaraan kita menuju tempat yang seharusnya. Kita semua sekadar pengusaha.

Kekasih, jalan yang kita tempuh menuju ke mana?

Pintu yang kita buka apakah pintu yang mengantarkan kita menuju ruang-ruang penempaan?

Dan kendaraan yang kita gunakan apakah sudah kita arahkan dengan kesungguhan untuk mengarah ke lokasi yang seharusnya?

Dari sini aku bertanya.


Surakarta, 23 03 2023

/Ya Manusa


Komentar