SEPUTAR ANGIN


angin dingin mengusab ubun-ubunku

membukakan cakrawala kenangan satu persatu

tentang lupa waktu mandi di kali, berburu jamur di tumpukan jerami, tertidur ditonton televisi, menganga mengamati obrolan para orang tua yang konon bernama ‘menghitung gigi’, atau mencuri lihat prosesi memandikan orang mati


angin basah menetap di wajahku

menghuni cemas sementara waktu

dan mendung mulai mengembang menggulung

dan bulan kedinginan

menarik selimut perlahan

menyetel alarm

jaga-jaga kalau ketiduran


angin pasrah meniup sela telinga

hawa dingin meminta bulu roma

berdiri segera

hormat pada kenangan secara saksama

yang untuk kesekian kalinya menghadirkan

pecahan kaca yang di dalamnya bersemayam

cinta?

siapa mampu menerjemahkannya


Surakarta, 02 Februari 2023

/Minda Lacika


Komentar