KERETA MIMPI

 

Siang itu kereta melintas di bawah terik menyengat matahari. Kereta itu melewati sawah-sawah, rumah-rumah, sungai, hutan, dan pekarangan. Kereta itu hanya terdiri dari dua gerbong, satu gerbong untuk masinis dan gerbong satunya lagi untuk penumpang. Kebetulan sekali gerbong penumpang hanya bisa diisi oleh 20 penumpang saja, tidak lebih, tidak kurang. Gerbong penumpang pun harus terisi penuh ketika kereta siap melaju, tidak kurang, tidak lebih.

---

Kereta melaju. Seluruh penumpang dalam kereta itu membisu dan terdiam. Tetapi, jika diperhatikan hampir semua orang tertidur, menikmati perjalanan dalam mimpi mereka masing-masing. Setelah melewati beberapa kota, dua penumpang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, jika dilihat, ternyata penumpang itu adalah dua anak balita yang sedang saling bercanda. Mereka saling menatap, kemudian tertawa. Usai tawanya selesai, mereka saling menatap lagi sampai akhirnya kembali tertawa lagi. Ibunya, yang duduk berhadapan dengan anak itu mengingatkan anaknya untuk diam dengan hanya mengatakan, "sssttt". Anak-anak itu tetap tertawa. Lalu, bapaknya, yang juga duduk berhadapan dengan anak-anak itu juga mengatakan, "ssttt". Telinganya seolah tertutup oleh pintu yang terkunci. Anak-anak itu tetap dan terus tertawa.

Tiba-tiba hentakan keras terjadi, sepertinya masinis mengerem kereta dengan mendadak. Entah apa yang terjadi di depan sana. Apakah ada tubuh tergeletak di rel dan tertelindas. Atau rel itu terhalang pohon besar yang tumbang—memang beberapa waktu lalu sempat terjadi badai, jadi, hal ini sangat wajar. Entah, entah apa yang terjadi. Hanya masinis yang tahu.

Semua penumpang terbangun. Entah karena hentakan keras atau karena suara tawa anak-anak itu yang kebetulan masih terus berlangsung ketika hentakan itu terjadi.

Anehnya, penumpang-penumpang itu tidak terkaget-kaget setelah apa yang menimpa mereka  dan kereta yang mereka tumpangi beberapa saat lalu. Tidak biasanya. Tetapi, satu-satu dari mereka mulai mengatakan, "ssttt" dan mata mereka mengarah pada anak-anak yang tertawa. Mulai dari penumpang kursi ke-1 yang perawakannya besar dan tubuhnya penuh tato, disusul penumpang kedua, wanita berbaju merah, bertopi pantai, dan bersepatu heels. Ternyata anak-anak tetap tertawa. Entah menertawakan apa.

Penumpang ketiga lantas ikut mengatakan, “sssttt” cukup keras, dari penampilannya sepertinya ia adalah aktor film koboi. Penumpang keempat tak mau tinggal diam, dia segera mengatakan “sssttt”, begitu pula penumpang kelima, keenam, ketujuh, kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh. Sayangnya, anak-anak itu tetap tertawa. Barangkali bukan tanpa alasan, mereka mungkin sedang menertawakan orang dewasa yang menanggapi semua hal dengan serius hanya karena mereka sering tertawa karena hal-hal konyol.

Karena merasa terganggu dan tidak bisa dihentikan, nenek-nenek kembar yang berada di kursi penumpang ke-11 dan ke-12 bersamaan mengatakan, “Sssttt”. Mereka pikir anak-anak mungkin akan nurut dengan yang lebih tua. Oh.. tetapi, tetap tidak.

Kedua anak itu duduk di kursi penumpang ke-13 dan ke-14, sedangkan orang tua mereka duduk berhadapan dengan mereka di kursi ke-15 dan ke-16. Di belakangnya, penumpang ke-17, seorang lelaki tua yang selalu memegang koran kemanapun turut menyuarakan, “ssstt” pada anak-anak itu. Disusul suara “ssttt” dari penumpang ke-18, ia nampak seperti seorang siswa yang bersekolah di sekolah khusus, seragamnya nampak berbeda. Kata “ssstt” masih terus terdengar sampai penumpang ke-19, seorang Ibu dengan penampilan sederhana, bicaranya pun sangat lirih. Sampai akhirnya hanya satu penumpang yang tidak mengucapkan “ssttt” pada anak-anak itu. Penumpang ke-20, penumpang terakhir yang duduk di kursi paling belakang itu tidak segera mengatakan “ssttt” seperti penumpang lain. Dia menghampiri anak-anak itu.

"Adik-adik mau permen?" Tanyanya sambil menyondorkan dua permen kepada mereka.

Tanpa menjawab, kedua anak itu menerimanya. Mereka membuka bungkus permen itu dan memakannya. Beberapa menit kemudian anak-anak itu tertidur. Penumpang ke-20 masih berdiri di samping bangku anak-anak itu. Ketika mereka tertidur, penumpang ke-20 menggendong mereka ke luar gerbong. Entah apa yang dilakukannya tetapi setelah penumpang ke-20 keluar membawa anak-anak itu, terdengar suara keras sekali "CTAAKKK!!"

Penumpang ke-20 kembali ke dalam gerbong dan kereta mulai melaju lagi. Kereta kembali berjalan melewati sawah-sawah, rumah-rumah, sungai, hutan, dan pekarangan, tanpa tawa anak-anak. Semua penumpang kembali tertidur. Termasuk Ibu dan Bapak anak-anak itu. Semua tertidur dalam mimpi-mimpi mereka masing-masing.

 

Dalam perjalanan, April 2023.

Alhasa

 

Komentar