MIMPI


"Rupanya kau tahu bermimpi. Karena sebagian besar orang tak tahu cara bermimpi, tapi kau mengetahuinya." Yang Chan Mi dalam drama Twenty Five Twenty One.

Seperti kutipan yang sudah dituliskan. Artinya, tentu, memang, nggak semua orang tahu caranya bermimpi, bahkan mungkin nggak berani untuk bermimpi. Entah itu mimpi yang paling paling sederhana atau melangit sekalipun.


Tetapi, apakah mimpi menjadi sebuah hal penting bagi setiap orang? Mungkin iya, mungkin tidak. Bagi sebagian orang, barangkali bermimpi bisa menjadi satu-satunya alasan untuk melanjutkan hidup. Bagi sebagian lain, mimpi mungkin bukan sebuah hal yang penting. Mereka bisa menjalankan hidup tanpa merangkul mimpi-mimpi.


Jika mimpi didasari keinginan, dapatkah aku katakan jika semua harapan orang, baik kecil ataupun besar, itu juga sebuah mimpi? Barangkali sebagian kita mengharapkan dapat berumur panjang, dapat menghirup udara yang baik, sehat jasmani rohani, bisa makan dengan baik, beraktifitas dengan baik, bisakah kusebut itu semua mimpi atau lebih tepat jika disebut harapan saja?


Atau apakah mimpi letaknya memang jauh? Tetapi, sejauh apapun mimpi, sebesar apapun mimpi. Toh, kita bisa hidup bersama atau pun tanpanya, 'kan? Tanpa menyebutkan faktor apa yang menyebabkan, kita sudah tahu mengapa orang takut bermimpi, enggan bermimpi dan merasa sia-sia jika terlintas sedikit saja mimpi di benak mereka. Tetapi, hidup memang begitu. Juga begini. Bermimpi ataupun berharap tidak ada salahnya, 'kan? Toh, kita bisa hidup dengan menyimpan atau membuang mimpi sekaligus. Meski tidak semua bisa terjadi, siapa yang tahu hari esok akan berjalan dengan bagaimana, ‘kan? Tidak ada salahnya mencoba. Agar tahu bagaimana caranya bermimpi dan rasanya memiliki mimpi. Toh, kita hanya perlu hidup dengan baik.


Barangkali kita bisa memulainya sekarang. Barangkali kita bisa memulainya dengan berharap hidup dengan baik untuk esok hari.


Slo, Juli 23

Gadis akhir abad 20


Komentar